Inilagi.com Jakarta, 5 Desember 2023. Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran, yang juga sekaligus Ketua Dewan Pembina Relawan ProGib Nusantara (PGN), Agum Gumelar merespons pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri soal penguasa baru yang sudah bertindak seperti zaman orde baru (orba). Agum menilai narasi yang dilontarkan sebagai bentuk kepanikan. Agum menilai terlalu terburu-buru apabila menjuluki paslon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming sebagai cerminan orde baru. Menurutnya, pernyataan yang dilontarkan Megawati disampaikan dalam suasana yang panik.
Senada dengan pernyataan Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran, Hafif Assaf selaku Ketua Umum Relawan ProGib Nusantara (PGN) merespon pernyataan Ketua Umum PDIP. “Kami berharap agar semua peserta pemilu dan para pendukungnya, dapat turut menjaga dan menciptakan suasana kontestasi pemilihan umum yang diisi dengan kampanye politik gagasan dan program. Ekosistem ini sangat penting karena akan dapat menciptakan iklim yang sejuk dan riang gembira serta memberikan pendidikan politik yang baik kepada para generasi muda dan pemilih pemula.” ujar Hafif.
Fathur Razaq selaku Sekretaris Jenderal Relawan ProGib Nusantara (PGN) turut memberikan pernyataan yang dilontarkan oleh Ketua Umum PDIP Ibu Megawati Soekarnoputri. “Saya sebagai bagian dari generasi Z dan pemilih pemula pada pesta demokrasi ini, sangat berharap mendapatkan keteladanan yang baik dari para tokoh-tokoh bangsa, dan kami sangat menghormati Ibu Mega yang juga sebagai salah satu guru bangsa yang selalu mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Harapannya tutur kata dan perilaku dari tokoh bangsa bisa menjadi teladan bagi kami” ungkap Fathur.
Disisi lain, Muhammad Andhika Awaluddin selaku Ketua Harian DPP Relawan ProGib Nusantara (PGN) juga sepakat apa yang sudah disampaikan oleh Pak Agum Gumelar selaku Dewan Pembina TKN Prabowo-Gibran sekaligus Ketua Dewan Pembina Relawan ProGib Nusantara (PGN). “Sekali lagi, kami berharap agar perbedaan pilihan tidak membuat persatuan dan kesatuan bangsa tercerai-berai. Tantangan bangsa Indonesia ke depan dalam menuju Indonesia Emas 2045 sangatlah kompleks. Oleh karena itu, modal utama bangsa kita yaitu persatuan dan kesatuan sangatlah penting. Ini senada dengan pengamalan sila ke-3 Pancasila. Kita boleh melakukan politik elektoral setiap 5 tahun, tetapi persahabatan harus dijaga selamanya” tutup Andhika.