TNI AL-Dispenlantamal3. Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Wadan Lantamal) III Jakarta Kolonel Laut (P) Whisnu Kusardianto, S.E., M.H. selaku Panglima Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai (Pangkogasgabhantai) Latihan Operasi Pertahanan Pantai (Opshantai) TA 2023 memimpin rapat dalam rangka menganalisa dan memutuskan cara bertindak (CB) terbaik latihan Opshantai 2023 bertempat di Gedung Serbaguna (GSG) Mako Lantamal III Jakarta Jl. Gunung Sahari No. 2 Ancol, Jakarta Utara, Senin (23/10/2023).
Pangkogasgabhantai dalam pengarahannya mengatakan “Tugas pokok Kogasgabhantai adalah melaksanakan operasi pertahanan pantai yang kemungkinan dijadikan tumpuan pantai musuh, menggagalkan operasi amfibi musuh, menggagalkan upaya penghancuran terhadap sasaran atau target di wilayah pantai atau daratan oleh kekuatan laut musuh, mencegah upaya-upaya kekuatan laut musuh untuk memasuki medan perlawanan (perairan kepulauan) melalui corong-corong strategis, melaksanakan pengamatan dan pengintaian, melaksanakan peranjauan, menghancurkan kekuatan armada laut musuh dan menghancurkan musuh di baris depan daerah tempur (BDDT) mulai hari H jam J selama 30 hari dalam rangka mendukung tugas pokok Komando Gabungan (Kogab) TNI, dan beralih ke operasi selanjutnya atas perintah”.
Selanjutnya Pangkogasgabhantai menjelaskan tentang praanggapan “Tidak ada penambahan kekuatan musuh yang signifikan melebihi kemampuan daya tempur relatif pasukan Kogasgabhantai; tidak terjadi perubahan cuaca yang ekstrem di daerah mandala operasi; musuh tidak menggunakan senjata pemusnah massal dan chemical, biological, radiological, nuclear, dan high-yield explosives (CBRNE); musuh tidak mendapatkan dukungan dari negara lain; dan musuh mendarat di pantai yang telah disiapkan. CB musuh merencanakan menginvasi Indonesia dengan sasaran mengendalikan lalu lintas laut, merebut medan-medan kritis, medan kunci dan daerah-daerah yang dapat mendukung pelaksanaan operasi menguasai pelabuhan, pusat pemerintah, bandara, dan instansi militer untuk mendukung operasi lanjutan”.
Sebelum mengakhiri Pangkogasgabhantai memberikan penekanan CB sendiri yang sudah dirumuskan “CB I metode “Anti Access Defence” meliputi operasi peranjauan, peperangan elektronika (Pernika) peperangan anti udara, peperangan anti kapal permukaan dan didukung operasi intelijen untuk menghambat dan menggagalkan misi musuh di daerah pertahanan depan; CB II metode “Coastal Defence” meliputi operasi peranjauan, Pernika, peperangan anti udara, pepeangan anti kapal permukaan, peperangan darat dan didukung operasi intelijen untuk menghambat dan menghancurkan pasukan pendarat musuh di daerah pertahanan utama; CB III metode “Point Defence” meliputi operasi peranjuan, Pernika, peperangan anti udara, peperangan anti kapal permukaan, peperangan darat dan didukung operasi intelijen untuk menghambat dan menghancurkan kekuatan musuh, serta menggagalkan operasi amfibi musuh di daerah pantai pendaratan. Setelah membandingkan CB I, CB II dan CB III serta membuat matrix analisa maka disimpulkan dan diputuskan CB terbaik Kogasgabhantai adalah CB I dengan nilai resiko paling rendah”.
(Dispen Lantamal III Jakarta)