Inilagi.com Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus mengoptimalkan produksi benih ikan Gabus Haruan bermutu untuk mendukung produktivitas pembudidaya di Kalimantan Selatan.
Dengan survival rate tinggi dan lebih adaptif, benih haruan bermutu pun terbukti berhasil meningkatkan pendapatan pembudidaya karena melimpahnya hasil panen. Produksi benih ikan gabus haruan ini mengacu pada Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).
“Agar produksi ikan gabus haruan bisa meningkat, salah satu yang menjadi poin utama yaitu budidaya sesuai dengan kaidah kaidah Best Aquaculture Practices (BAP) atau Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB),” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu.
Ikan gabus diakuinya mempunyai nilai ekonomi tinggi, dan pasarnya relatif terbuka. Sebagian besar masyarakat Kalimantan Selatan gemar mengonsumsi ikan air tawar tersebut.
“Pendampingan ke masyarakat pembudidaya ikan gabus haruan secara berkala terus dilakukan. Terpenting juga KKP akan terus mendukung suplai benih berkualitas melalui penataan sistem logistik benih di sentra produksi budidaya,” lanjut Tebe, panggilan akrabnya.
Sementara itu Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin Evalawati, menerangkan produksi benih haruan masih terus dikebut untuk mendukung pembudidaya di wilayah kerjanya.
Tahun 2023 ini target hibah benih ikan gabus haruan sebanyak 66.315 ekor, dengan target produksi sekitar 316.000 ekor. Meningkat dibanding tahun 2022, didistribusi sebanyak 51.000 ekor benih dengan total produksi sebesar 293.250 ekor.
Selain benih, kata Evalawati, bentuk dukungan lain yang diberikan kepada kelompok pembudidaya yaitu bimbingan teknis tentang budidaya perikanan, juga bantuan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembenihan ikan.
Bantuan benih maupun calon induk yang berkualitas tersebut, sambung Evalawati, digelontorkan juga dalam rangka mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya dan menambah stok sumber daya ikan di perairan.
Salah satu penerima manfaat bantuan benih ikan gabus haruan, Rahmat Triadi, mengaku sangat senang mendapatkan bantuan benih ikan gabus haruan dari BPBAT Mandiangin.
Sebab, menurut pria yang menjabat sebagai Sekertaris Kelompok Pembudidaya Ikan Mufakat, Desa Mahang Baru, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan ini, benih ikan gabus haruan yang diberikan tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan benih yang dihasilkan oleh induk ikan gabus dari alam. Selain itu, tingkat kelulusan hidup benih ikan gabus haruan dari KKP juga tinggi.
“Misalnya saya tebar 1.000 ekor di lahan 10×10 meter itu tingkat kelulusan benih ini bisa mencapai 65 hingga 80 persen. Sedangkan benih yang dari alam hanya 40 persen,” jelas Rahmat.
Ia menduga, rendahnya tingkat kelulusan hidup benih yang dihasilkan dari induk alam ini dikarenakan benihnya sulit beradaptasi dengan lingkungan maupun makanan yang diberikan. Hal ini berbeda dengan benih gabus haruan dari BPBAT Mandiangin yang lebih adaptif dan mudah menerima pakan pelet.
Untuk itu, berkat benih yang diberikan KKP ini ia mengaku mendapatkan keuntungan ganda, hasilnya selain untuk dijual juga untuk dijadikan induk. Karena sejauh ini induk dari alam perkembangannya kurang maksimal. Selain itu, induk dari alam proses penjodohannya juga tidak mudah.
“Jadi adanya bantuan benih ikan gabus yang diberikan oleh pemerintah ini sangat membantu sekali. Apalagi untuk usaha budidaya ikan gabus ini sangat bagus,” akunya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mendorong jajarannya agar terus mengembangkan potensi budidaya ikan lokal, termasuk dengan ikan gabus haruan seperti yang sudah dilakukan di BPBAT Mandiangin. Untuk itu, menurut Menteri Sakti potensi budidaya ikan gabus haruan dan ikan lokal lainnya ini perlu terus didorong. Sebab, selain memiliki nilai ekonomis tinggi juga sejalan dengan visi KKP dalam membangun kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.