TNI AL–Dispenlantamal3. Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, S.E., M.M. mendampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., M.Tr.Opsla. melaksanakan peninjauan ke lokasi monumen Raden Eddy (R.E.) Martadinata atau dikenal juga dengan Tugu Helikopter bertempat di Desa Tugu Selatan Kec. Cisarua Kab. Bogor, Jawa Barat, Kamis (07/12/2023).
Kasal saat melaksanakan peninjauan di monumen R.E. Martadinata mengatakan “Monumen R.E. Martadinata dibangun untuk mengenang Laksamana Laut R.E. Martadinata yang jatuh bersama dengan helikopter Alouette II yang dinaikinya dengan beberapa tamu dari Pakistan setelah menghadiri peringatan HUT ke-21 ABRI pada tanggal 6 Oktober 1966 di Riung Gunung Puncak, tempat yang sekarang dijadikan monumen. Helikopter milik ALRI yang dikemudikan pilot Letnan Laut Charles Willy Kairupan dalam perjalanan mengalami kecelakaan menabrak bukit di Riung Gunung yang menewaskan seluruh penumpang dan pilot termasuk Laksamana Laut R.E. Martadinata”.
Sekilas tentang helikopter Alouette II dikenal juga dengan nama helikopter “capung” buatan Aerospatiale ini sangat mendunia di dekade 50 s.d. 70-an. Indonesia sendiri pada tahun 1961 mendatang helikopter jenis ini dan setidaknya ada tiga unit yang pernah dioperasikan Skuadron Udara 200 Biro Penerbangan Angkatan Laut. Helikopter Alouette II peranannya di dunia militer tidak dirancang untuk membawa senjata ofensif tetapi lebih mengedepankan sebagai helikopter latih, elemen pengintai dan liaison roles (peran penghubung).
(Dispen Lantamal III Jakarta)